Home » » Interstellar: Perjalanan Lintas Galaksi Demi Kehidupan Baru

Interstellar: Perjalanan Lintas Galaksi Demi Kehidupan Baru

Written By Admin on Thursday 6 November 2014 | 01:31


Bumi akan hancur. Cepat atau lambat, ekologi dan elemen-elemen di dalam Bumi tak lagi selaras dengan kehidupan makhluk-makhluk di dalamnya, begitu juga manusia. Lalu bagaimana nasib kehidupan selanjutnya? Interstellar menjadi salah satu jawabannya.

Cooper (Matthew McConaughey), seorang pilot pesawat luar angkasa yang kini dialihtugaskan menjadi seorang petani. Mengapa? Bumi kini tandus, tanahnya tak lagi basah seperti dulu. Setiap hari, setiap jam, debu berdatangan bagai angin yang berhembus, mengotori halaman rumah, bahkan hingga masuk ke dalamnya. Karena itulah, secara kasat mata, pekerjaan sebagai petani lebih dibutuhkan. Untuk menghidupkan lagi kesuburan pertanian yang menjadi sumber pangan manusia.
Cooper juga merupakan seorang penjelajah ilmiah. Ia hidup bersama dua anaknya, Tom (Timothee Chalamet) dan Murph (Mackenzie Foy), serta Donald (John Lithgow), ayah dari mendiang istrinya.

Ada suatu kejadian aneh di kamar Murphy, tepatnya pada rak bukunya. Acapkali, buku-buku tersebut jatuh. Dan bukan jatuh sembarangan, Murphy percaya, kalau waktu, dan pola berjatuhannya buku tersebut bermaksud menyampaikan sesuatu. Sehingga ia menyebutnya 'hantu'. Tentu, hal ini tidak sesuai dengan pendapat sang ayah, Cooper, yang begitu logis dan sangat ilmiah.
Sampai suatu ketika, usai menyaksikan pertandingan baseball setempat, badai debu datang. Kabut cokelat tebal sudah terlihat dan jarak pandang tak lebih dari tiga meter saja. Cooper, Tom, Murphy, dan Donald segera bergegas pulang. Ketika tiba di rumah, Murphy teringat kalau jendela kamarnya belum ditutup. Cooper pun segera kesana dan menutup jendelanya, meski debu-debu sudah bermasukan.
Dan ada yang aneh, debu-debu tersebut seharusnya berserakan secara merata di lantai kamar Murphy. Namun rupanya tidak, ada beberapa bagian lantai yang tidak terkena debu dan membentuk sebuah clue atau pola. Cooper berdiam di sana dan mulai menelaah apa maksud dari pola itu. Dicobanya metode morse, hingga biner. Dan akhirnya, pola tersebut menunjukkan sebuah koordinat dari Bumi.

Dimanakah letak koordinat tersebut? Jawabannya adalah NASA. Cooper dan Murphy mencoba menelusuri koordinat tersebut dan terkejut saat mendapati kantor rahasia NASA. Di sinilah Cooper diberitahu tentang kondisi sebenarnya dari Bumi tempat mereka lahir. Ia ditugaskan untuk pergi ke luar angkasa, dan bukan sekedar pergi ke planet lain, melainkan ke galaksi lain, untuk melakukan observasi bila ada kelayakan tempat untuk manusia dapat hidup di sana. Dan tentunya, perjalanan ini memakan waktu yang sangat panjang.
Akankah Cooper pergi dan meninggalkan keluarganya? Serta mampukah ia menemukan tempat lain di luar galaksi sana yang layak untuk dihuni makhluk hidup?
Christopher Nolan kembali melahirkan karya briliannya. Interstellar menjadi proyek besar yang digarap dengan anggaran 165 juta dolar AS, dan memberikan hasil fantastis yang lebih dari sekedar tontonan.

Tidak main-main untuk Interstellar ini. Bersama saudaranya, Jonathan Nolan, Christopher mengerjakan naskah Interstellar yang sangat cemerlang. Mengapa? Film ini adalah tontonan dimana saat Anda usai menyaksikannya, Anda akan memiliki wawasan baru dan tentunya logika-logika baru yang jauh di luar nalar Anda. Tetapi semua itu dijelaskan secara gamblang di film ini, sehingga membuat Interstellar adalah salah satu film dengan konten yang cerdas.
 
Sempurna dari segi konten cerita, untuk masalah visual, tentu tak kalah hebatnya. 70% dari film Interstellar menempatkan latar di ruang angkasa. Dan bukan hanya langit gelap yang penuh bintang, tetapi juga suasana di dalam kapal luar angkasa, beberapa gambaran kehidupan yang secara signifikan sangat jauh berbeda dari Bumi.
 
Meskipun bergenre SciFi, tetapi dinamika emosi Interstellar sangat kuat. Memperlihatkan eratnya hubungan ayah dan anak yang sangat menyentuh, juga kondisi-kondisi 'tersiksa' saat mereka melihat perubahan kehidupan dari orang yang mereka cintai.
 
Di sisi lain, Christopher Nolan tak luput menghadirkan humor-humor yang tepat pada waktunya. Contohnya dengan dibuatnya sosok TARS, robot yang mambantu para astronot dalam melakukan misinya. Ia memiliki selera humor yang aneh, namun mampu mengocok perut Anda.

0 comments:

Post a Comment