Home » , » 10 Film Jepang Terlaris Sepanjang 2014

10 Film Jepang Terlaris Sepanjang 2014

Written By Admin on Monday, 22 December 2014 | 16:38


Menyimak kembali sepanjang 2014 ini, para penggemar film Jepang di negaranya maupun di Tanah Air kita, disuguhkan oleh berbagai macam judul. Tema serta genre yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari laga, animasi, hingga drama dan komedi.

Dari beberapa film yang meraih penjualan teratas selama 2014, film animasi hampir merajai sebagian besar box office Jepang. Meskipun banyak yang berasal dari serial anime, namun ada juga yang dibuat khusus menjadi film.

Walaupun begitu, beberapa judul film live-action atau drama juga cukup meraih keuntungan besar, terutama yang diadaptasi dari manga populer. Hal itu pun semakin memperkuat bahwa manga memiliki pengaruh besar dalam industri perfilman negeri Sakura.

Lalu, judul film produksi Jepang apa sajakah yang berjaya di negaranya sepanjang 2014 ini? Berdasarkan estimasi keuntungan box office Jepang pada Desember 2014 via Anime News Network, simak daftar selengkapnya di halaman berikut.



1. The Eternal Zero
Pendapatan: 8,76 miliar yen (Sekitar Rp 913,8 miliar)

The Eternal Zero (Eien no Zero) merupakan film bernuansa Perang Dunia II yang diperankan Okada Junichi. Diadaptasi dari novel karya Hyakuta Naoki, film ini berkisah tentang pencarian fakta dari kedua cucu pilot kamikaze (bunuh diri) Jepang mengenai kakek mereka.

Okada Junichi memerankan sosok Kyuzo Miyabe, kakek dari dua karakter utamanya. Miyabe diceritakan sebagai anggota pasukan khusus di Perang Dunia II. Ia memiliki rasa takut akan kematian dan memiliki hasrat yang kuat untuk hidup.

Semenjak tayang di negara asalnya, The Eternal Zero sudah ditonton sebanyak 3,74 juta pasang mata masyarakat Jepang. Film ini juga sukses meraih 4,6 miliar yen (Rp 523,8 miliar) dan selama lebih dari 26 hari berada di posisi puncak. Pencapaian tersebut membuat film ini layak disebut sebagai V4, istilah baru di dunia box office.


2. Stand By Me Doraemon
Pendapatan: 8,38 miliar yen (Sekitar Rp 874,2 miliar)

Stand By Me Doraemon menjadi film CG 3D pertama Doraemon yang memiliki nuansa jauh lebih mengharukan ketimbang serial televisi maupun film-film animasi Doraemon sebelumnya.

Filmnya sendiri menggambarkan ulang kembali pertemuan Nobita dan Doraemon serta petualangan mereka di masa depan. Bahkan ada juga adegan perpisahan yang membuat keduanya merasa kehilangan. Beberapa episode anime dan manga ditampilkan ulang dalam film ini.

Setelah dirilis di Jepang, Stand By Me Doraemon langsung membuat banyak penggemarnya di Jepang tak mampu menahan air mata. Bahkan di Indonesia sendiri, film adaptasi manga ciptaan Fujiko F. Fujio ini sukses mencetak pendapatan yang luar biasa besar.


3. Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno
Pendapatan: 5,21 miliar yen (Sekitar 541,7 miliar)

Diadaptasi dari manga ciptaan Nobuhiro Watsuki, Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno menjadi sekuel film pertama yang rilis 2012 lalu, Rurouni Kenshin. Film kedua ini, mengisahkan tentang kembalinya sosok Makoto Shishio ke dunia politik Jepang demi meraih kekuasaan tertinggi.

Suasana genting itu membuat Kenshin Himura mendapat panggilan dari pemerintah untuk membantu menaklukkan Shishio dan kaki tangannya. Berbagai macam konflik membuat Kenshin semakin terbuka matanya untuk mengalahkan tokoh paling berbahaya di Jepang itu.

Melibatkan nama-nama bintang muda seperti Takeru Satoh, Emi Takei, dan Tatsuya Fujiwara, film ini menampilkan berbagai macam adegan laga yang sangat seru untuk disimak. Meskipun bagian akhir film ini bersambung menuju kisah judul ketiga, nyatanya film ini mengungguli judul selanjutnya.


4. Thermae Romae II
Pendapatan: 4,42 miliar yen (Sekitar Rp 459,5 miliar)
Thermae Romae II merupakan film yang diadaptasi dari manga ciptaan Mari Yamazaki. Unsur komedi serta penjelajahan waktu sangat kental dalam film yang dibintangi oleh Hiroshi Abe sebagai karakter bernama Lucius ini.

Kisahnya sendiri melanjutkan film pertama yang berpusat pada kembalinya Lucius Modestus, seorang arsitek pemandian dari era Romawi kuno yang tergelincir ke masa depan. Beberapa nama bintang terlibat dalam film ini, sebut saja Masachika Ichimura, Kazuki Kitamura, hingga Aya Ueto.


5. Rurouni Kenshin: The Legends Ends
Pendapatan: 4,33 miliar yen (Sekitar Rp 450,1 miliar)
Di tahun yang sama, dua sekuel film Rurouni Kenshin menghiasi layar bioskop Jepang dan juga beberapa belahan dunia, termasuk Indonesia. Rurouni Kenshin: The Legends Ends menutup rangkaian trilogi film adaptasi manga populer itu.

Aksi Kenshin Himura kembali ditampilkan dengan lebih seru di sini. Konfliknya dengan Shishio dan Aoshi pun turut berakhir. Di film ketiga ini, aktor Masaharu Fukuyama turut bermain sebagai Hiko Seijuro, sosok yang membimbing Kenshin untuk memperdalam ilmu pedangnya.


6. Lupin III vs. Detective Conan The Movie
Pendapatan: 4,26 miliar yen (Sekitar Rp 442,8 miliar)
Lupin III vs. Detective Conan The Movie merupakan film animasi yang mempertemukan detektif cilik Conan Edogawa dengan pencuri legendaris Arsene Lupin III. Disutradarai Hajime Kamegaki, film ini sempat meraih nominasi di Japan Academy Prize for Animation of the Year di ajang Japan Academy Prize ke-37.

Kisahnya sendiri bermula ketika Lupin III tertarik pada sebuah negara bernama Vesperand yang di dalamnya terkandung barang tambang berisi kandungan baru. Secara bersamaan, Ratu Sakura dan putranya, Pangeran Gill tewas secara mendadak. Alhasil, sang putri yang bernama Mira pun menduduki takhta kerajaan itu.


7. Detective Conan: Dimensional Sniper
Pendapatan: 4,11 miliar yen (Sekitar Rp 427,2 miliar)

Sepanjang 2014 ini, Detective Conan: Dimensional Sniper memberi warna tersendiri di dunia anime layar lebar. Kisahnya dimulai dengan munculnya seorang penembak jitu yang membuat teror hingga penduduk kota panik dibuatnya.

Berbagai macam teknik serta posisi menembak seorang sniper yang dipaparkan dalam film ini, membuat franchise Detective Conan tetap terjaga kredibilitasnya sebagai anime paling cerdas dan jenius yang pernah ada.


8. Doraemon Shin Nobita no Daimakyo ~Peko to 5-nin no Tankentai~
Pendapatan: 3,58 miliar yen (Sekitar Rp 372,1 miliar)

Tak hanya Stand By Me Doraemon film yang menyajikan petualangan sang robot kucing masa depan di tahun 2014 ini. Doraemon Shin Nobita no Daimakyo ~Peko to 5-nin no Tankentai~ (Doraemon: New Nobita's Great Demon -Peko and the Exploration Party of Five-) pun turut memanjakan para penggemar animasi Jepang.

Film ini merupakan remake anime Doraemon versi layar lebar yang tayang pertama kali pada 1982 berjudul Doraemon: Nobita's Great Demon. Aslinya, film ini ditulis oleh pengarang komiknya, Fujiko F. Fujio.

Ceritanya sendiri berkisah mengenai petualangan Doraemon, Nobita, Shizuka, Gian dan Suneo di Kerajaan Bow-Wow Dog. Bersama seekor anjing lucu bernama Peko, mereka menjelajahi sebuah wilayah yang belum pernah dilalui sebelumnya.


9. When Marnie Was There
Pendapatan: 3,53 miliar yen (Sekitar Rp 366,9 miliar)

Film yang dirilis setelah pensiunnya Hayao Miyazaki sebagai sutradara ini, merupakan judul kedua Studio Ghibli yang disutradarai Hiromasa Yonebayashi. When Marnie Was There diambil dari buku anak-anak karya Joan G Robinson.

Kisah dalam film ini berpusat pada seorang gadis bernama Anna yang tidak memiliki teman satu pun. Suatu hari, ia bertemu dengan sosok bernama Marnie hingga terdapat hal-hal aneh dengan teman pertamanya itu. Pada akhirnya, Anna menemukan sebuah kenyataan yang tak sesuai dengan penglihatannya.

Aktris Sara Takatsuki mengisi suara Anna yang digambarkan masih berusia 12 tahun. Sedangkan Kasumi Arimura mengisi suara Marnie yang memiliki perawakan misterius.


10. Pokemon the Movie: Diancie and the Cocoon of Destruction
Pendapatan: 2,91 miliar yen (Sekitar Rp 302,5 miliar)

Disutradarai Kunihiko Yuyama, Pokemon the Movie: Diancie and the Cocoon of Destruction adalah film animasi ke-17 Pokemon sekaligus film pertama di serial anime bertajuk Pokemon XY.

Film ini bertempat di negeri bernama Diamond Empire yang menjadi tempat beradanya Holy Diamond, sumber energi negeri tersebut. Kekacauan terjadi ketika Pokemon Jewel legendaris bernama Diancie yang menjaga Holy Diamond, kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya. Akibatnya, Diancie meminta bantuan Satoshi (Ash) dan teman-temannya untuk mengembalikan sumber daya paling penting itu.

0 comments:

Post a Comment