Home » » Avengers: Age of Ultron, Film Superhero Mahadahsyat

Avengers: Age of Ultron, Film Superhero Mahadahsyat

Written By Admin on Thursday, 23 April 2015 | 08:42


Lama ditunggu para pecinta film superhero, akhirnya Avengers: Age of Ultron tiba di layar lebar Tanah Air.

Indonesia sangat beruntung karena berkesempatan menayangkannya lebih awal, yaitu 22 April 2015. Padahal di Amerika Serikat, filmnya baru tayang 1 Mei 2015. Lantas, bagaimanakah filmnya?

Tentunya, aksi Iron Man, Captain America, Thor, Hulk, Black Widow, dan Hawkeye, lebih seru ketimbang film pertama yang rilis 2012 lalu. Adegan pertempuran mereka berenam pun langsung dijadikan pembuka film garapan Marvel Studios-Disney ini.

Awal cerita film dimulai dengan penyerbuan besar-besaran oleh enam anggota Avengers ke markas Hydra. Setelah bertemu pimpinannya, Baron Wolfgang von Strucker (Thomas Kretschmann), masalah pun dibereskan. Namun, terdapat misteri di markas tersebut yang membuat Tony Stark / Iron Man (Robert Downey Jr.) melihat gambaran masa depan mengerikan. Mereka lalu kembali ke markas Avengers yang sebelumnya adalah Menara Stark milik Iron Man.

Thor (Chris Hemsworth), Bruce Banner / Hulk (Mark Ruffalo), Steve Rogers / Captain America (Chris Evans), Natasha Romanoff / Black Widow (Scarlett Johansson), Clint Barton / Hawkeye (Jeremy Renner), berpesta. Turut bergabung juga Maria Hill (Cobie Smulders) dan Helen Cho (Claudia Kim). Namun di sisi lain, Tony Stark dan Bruce Banner ternyata diam-diam membuat proyek Ultron untuk misi perdamaian dunia.


Ternyata, program tersebut berkhianat secara diam-diam kepada Avengers hingga akhirnya terkuaklah misi Ultron untuk menghancurkan dunia. Menggunakan teknologi vibranium di Afrika Selatan, Ultron berniat membuat pasukan sendiri. Avengers pun meluncur ke Afrika Selatan untuk mencegah Ultron. Di situlah, mereka mulai berhadapan dengan Quicksilver (Aaron Taylor-Johnson) dan Scarlet Witch (Elizabeth Olsen) yang membuat Avengers kewalahan. Berbagai misteri pun terkuak seiring berjalannya cerita.

Ultron berniat menjadikan sesosok android misterius untuk menjadi kaki tangannya. Di pertengahan film, sang android yang bernama Vision (Paul Bettany) itu, nantinya memutuskan apa yang menurutnya baik bagi dunia. Klimaks pun terjadi di negara Sokovia, membuat tugas Avengers semakin berat untuk menyelamatkan warga sipil. Namun berkat kerjasama tim dan anggota baru, Avengers berhasil menyelesaikan tugasnya dengan cara mereka.

Menelusuri keseluruhan filmnya, Avengers: Age of Ultron memiliki keunggulan yang lebih baik dalam hal efek visual ketimbang film pertama. Bahkan, adegan aksinya ditampilkan dalam porsi yang sangat banyak, mulai dari awal film, pertengahan, hingga klimaks.

Peranan setiap karakter pun dibuat lebih mendalam melalui adegan kilas balik masing-masing. Di sini, Avengers sudah menjadi sebuah tim, dan mereka tampak kompak. Ada juga beberapa adegan yang seolah merupakan konflik kecil pemicu perpecahan.
Bumbu asmara di film pertama memang hampir tidak ada sama sekali. Namun di sini, akan ada kisah percintaan yang cukup mengejutkan antara dua tokohnya. Bahkan, hal tersebut menjadi momen kunci yang sangat menarik.

Kehadiran tiga superhero baru, membuat Avengers: Age of Ultron terasa sangat heroik. Boleh dibilang, Joss Whedon dan tim Marvel Studios tahu betul esensi dari sebuah film superhero, yaitu menyelamatkan nyawa warga sipil sebanyak mungkin.

Lantas, bagaimana peran Ultron di sini? Bagi yang berharap kalau Ultron akan benar-benar kejam di hadapan orang-orang sipil, sayangnya di sini kita tidak terlalu melihat hal itu. Ini mungkin strategi studio yang memotong beberapa adegan tersebut (agar filmnya aman ditonton remaja).
Menjadi film paling ditunggu, bukan berarti tanpa kekurangan. Bagi yang mengamati filmnya secara serius, ada hal-hal dalam Avengers: Age of Ultron yang justru membuatnya terlihat lebih lemah ketimbang The Avengers.

Beberapa di antaranya adalah kemunculan Ultron yang begitu tiba-tiba, cerita yang berjalan terlalu cepat, serta watak Scarlet Witch dan Quicksilver yang dirasa kurang tergali. Padahal, keduanya dibuat sangat dominan dalam hal aksi. Kekompakan tim pun seolah mengurangi rasa greget yang ada di film pertama.

Tentunya, bukan franchise Marvel Cinematic Universe namanya kalau tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan film-film sebelumnya serta rahasia terselubung yang saling berhubungan. Banyak sekali rahasia yang bisa digali dengan menonton kembali film-film sebelumnya.


Singkatnya, Avengers: Age of Ultron menjadi sebuah tontonan mahadahsyat di tahun 2015 ini. Bagi para pecinta komik superhero Marvel, tentu film ini menjadi sebuah 'dreams come true' tersendiri. Sehingga, sempatkan diri Anda untuk datang ke bioskop demi tontonan spektakuler satu ini.

0 comments:

Post a Comment