Home » » The Giver: Memori Pahit dan Manisnya Kehidupan

The Giver: Memori Pahit dan Manisnya Kehidupan

Written By Admin on Wednesday 1 October 2014 | 04:02


Perbedaan, rasa, pilihan, makhluk hidup lain memang diciptakan untuk dapat dihargai. Terkadang ada rasa sakit, begitu juga dengan bahagia. Itu semua ada karena alasan yang baik. Lalu apa jadinya bila dunia yang Anda miliki tak ada unsur itu semua? The Giver contohnya.

Di sebuah tempat di salah satu belahan dunia, terdapat tempat yang disebut Komunitas. Di sana tidak ada binatang, tidak ada perbedaan, tidak ada warna, tidak ada perkelahian, tidak ada cinta, tidak ada kebohongan, tidak ada makhluk hidup lain selain manusia, tidak ada perang, tidak ada penderitaan, juga tidak ada kebahagiaan. Semuanya stagnan dan begitu dinamis. Sepintas, memang Komunitas terlihat indah dan serasi.
Manusia yang hidup di sana, penuh dengan keteraturan dan sangat patuh dengan para tetuanya/pemimpin Komunitas. Namun berbeda dengan Jonas (Brenton Thwaites). Seluruh anak hingga berusia 18 tahun, akan diberi pendidikan umum, yang akan membantunya menentukan pilihan masa depannya. Dan Jonas, dipilih oleh para tetua Komunitas untuk menjadi seorang Penerima Memori.


Jonas kini berada di bawah bimbingan seorang pria tua yang disebut The Giver/Pemberi Memori (Jeff Bridges). Memori seperti apakah yang diberikan? The Giver memberikan Jonas memori tentang kehidupan yang sebenarnya, rasa sakit yang sebenarnya, rasa cinta yang sebenarnya. Ia menunjukkan pada Jonas tentang musik, tentang cinta, tentang makhluk hidup lain, juga tentang keindahan-keindahan dari perbedaan.

Sebagai 'anak baru', The Giver hanya memberikan Jonas memori yang indah, demi menghindari rasa trauma dan ketakutan. Kini Jonas nampak berbeda, ia begitu 'hidup', dan penuh semangat. Ia kini tahu kalau ada keindahan dari perbedaan dan ketidakteraturan.

Hingga suatu ketika secara tidak sengaja, Jonas diperlihatkan memori tentang hal-hal pahit dan pilu dari kehidupan. Tentang perang dan manusia yang saling membunuh, tentang kekecewaan, tentang kesedihan, dan seluruh hal tak bahagia. Dan benar, Jonas merasa tidak kuat dengan segala memori itu.


Lalu untuk apakah sebenarnya tugas Jonas sebagai Penerima Memori? Akankah ia kuat menampung memori-memori kepedihan dan menggantikannya dengan memori kebahagiaan?

Sebuah drama Sci-Fi dari As Is dan Tonik Productions telah hadir. Kisah segar yang berangkat dari novel karya Lois Lowry ini penuh dengan permainan emosi yang sangat kuat. Bagaimana tidak, Anda akan diajak masuk ke dalam cerita The Giver, dan merasakan pahit manisnya perasaan Jonas, yang selama hidupnya tak tahu apa itu rasa.

Diputar selama kurang lebih 97 menit, The Giver mengalurkan cerita yang begitu mudah dipahami, namun indah di setiap adegannya. Ada saja hal-hal tak terpikirkan yang pada akhirnya menjadi sesuatu yang sangat brilian dikemas oleh Phillip Noyce.

Kehadiran bintang-bintang muda berbakat juga sangat menunjang performa The Giver. Brenton Thwaites, Odeya Rush, Cameron Monaghan, dan Taylor Swift. Ada pula mereka yang sudah senior, Jeff Bridges, Meryl Streep, Alexander Skarsgard, dan Katie Holmes. Semuanya membuat The Giver menjadi memori yang tak terlupakan.

Diproduksi dengan estimasi anggaran sekitar 25 juta dolar AS, CGI dan sinematografi dari The Giver sudah sangat mumpuni. Halus, nyata, dan sesuai pada porsinya. Apalagi dengan pilihan menghadirkan 25% ini dengan warna hitam putih, membuat The Giver begitu berbeda.

0 comments:

Post a Comment