Seorang Waria Memenangkan Kontes Menyanyi Eurovision

Dunia baru saja dihebohkan oleh seorang waria bernama Conchita Wurst yang keluar sebagai pemenang kontes menyanyi Eurovision. Ramai dibicarakan di Twitter, Wurst membuat acara lomba menyanyi antar bangsa yang berhasil mengorbitkan beberapa nama besar seperti ABBA dan Celine Dion ini jadi perhatian dunia. Tampil di televisi mengenakan sepatu hak tinggi, bulu mata kupu-kupu tapi berjenggot lebat, penampilan Wurst yang punya nama asli: Tom Neuwirth memang terhitung nyleneh untuk bangsa Austria yang masih konservatif soal ini.

Acara tahunan Eurovision Song Contest ini memang punya banyak fans kaum gay. Eurovision dipercaya sebagai wadah yang tepat buat para penyanyi yang ingin punya karir internasional. Dari awal, masuknya Wurst sebagai kontestan telah memicu kontroversi hampir di seluruh negara Eropa dalam hal menyikapi isu homoseksualitas.Ditambah penampilan Wurst yang mencolok di acara ini, kia mendorong kritik dari beberapa kelompok antigay.

Conchita Wurst, mewakili Austria saat menyanyikan "Rise Like a Phoenix" di semi-final 59th annual Eurovision Song Contest.

Para pengamat musik memprediksikan karir Wurst akan mendatangkan setidaknya 486 miliar rupiah, memecahkan rekor Abba, yang menang di tahun 1974.

Sebelum berubah menjadi Conchita Wurst, dulunya Thomas Neuwirth pernah bergabung di sebuah boyband bernama Jetzt Anders.

Grup boyband ini ditemukan oleh sebuah casting show, Starmania di tahun 2007, mereka berhasil masuk final di acara Eurovision.

Namun kemenangannya mendapat kecaman dari politisi garis keras asal Rusia, Vladimir Zhirinovsky, ia memberi pernyataan kepada stasiun TV nasional bahwa kemenangan Wurst berarati ‘akhir dari Eropa'. Ia menambahkan: Mereka tak lagi ada pria dan wanita. Mereka punya "itu".

Wurst tampil totalitas dengan kuku yang lentik dicat kuteks biru.

Wurst mendapat banyak dukungan, termasuk Nigella Lawson, yang mengunggah foto dirinya sambil ditambahkan jenggot ala Wurst, yang kemudian diikuti oleh para seleb lainnya.

Wurst selalu bergerak dengan lembut, bahkan setiap kali ia mendapatkan skor tinggi, ia menepuk tangannya dengan santun dan mengedipkan bulumata palsunya berkali-kali.