Home » , » Maleficent: Membongkar Dongeng dari Sudut Pandang yang Gelap

Maleficent: Membongkar Dongeng dari Sudut Pandang yang Gelap

Written By Admin on Thursday 5 June 2014 | 18:19


"Jangan percaya pada dongeng yang Anda dengar," kira-kira begitulah slogan yang pantas mewakili film terbaru Disney, Maleficent. Hidup berbarengan dengan masa Putri Aurora, kisah Maleficent rupanya bermula jauh sebelum itu.

Dahulu, di suatu semesta, terdapat dua buah wilayah bertetangga yang saling bermusuhan. Wilayah pertama berupa kerajaan yang tentunya dihuni oleh para manusia. Sedangkan wilayah tetangganya, sebutlah Moors, adalah tempat bernaung pada makhluk-makhluk ajaib nan indah. Mereka tidak memerlukan raja untuk memimpin karena kedamaian berada di tengah-tengah mereka.


Di Moors-lah, Maleficent (Isobelle Molloy) tinggal. Maleficent merupakan peri, memiliki sayap, juga tanduk. Maleficent tidak memiliki keluarga, ia seorang diri.

Hingga suatu ketika, Maleficent mendapati ada manusia yang memasuki wilayah Moors dan mencuri, yaitu Stefan (Michael Higgins). Sejak saat itu, dari pertemuan janggal tersebut, Maleficent dan Stefan menjalin hubungan dengan Stefan, mulai dari bersahabat, hingga akhirnya mereka mendaratkan ciuman pertama mereka, Stefan menyebutnya Ciuman Cinta Sejati.

Beranjak dewasa, Stefan (Sharlto Copley) mulai menjauh, mengejar mimpinya sejak kecil yang ingin hidup di dalam istana kerajaan, mengingat Stefan juga sama dengan Maleficent, yang seorang yatim piatu. Maleficent (Angelina Jolie) pun kian merindukan Stefan. Bersamaan dengan menguatnya kekuatan yang ia miliki. Maleficent tumbuh menjadi peri paling kuat yang melindungi Moors. Sayapnya kokoh dan semua makhluk Moors menyeganinya.

Namun kondisi berubah, sejak Raja Henry (Kenneth Cranham), menawari kesempatan yang menggiurkan bagi Stefan, untuk menghancurkan Maleficent. Singkat kata, Stefan berhasil, dan Maleficent kehilangan sesuatu dalam dirinya yang kini merubahnya menjadi sosok jahat.

Hingga akhirnya Putri Aurora (Vivienne Jolie-Pitt/ Elle Fanning) pun lahir.

Adakah kaitannya Putri Aurora dengan ini semua? Mampukah Maleficent merebut kembali apa yang hilang dari dirinya? Bagaimana kisah klasik ini berakhir?

Maleficent, mungkin lebih akrab dengan sosok jahat yang menyeramkan di jaman Putri Aurora. Dengan berani dan bangga, Robert Stromberg selaku sutradara meluruskan serta mengungkapkan siapa sesungguhnya Maleficent dan bagaimana kehidupannya bersama Putri Aurora.

Terlebih bagi Anda yang menyukai kisah klasik Disney, rasanya sangat disayangkan kalau melewatkan film yang satu ini. Mengingat ini adalah film dongeng, Maleficent sangat memperhatikan benar adegan-adegannya, sehingga tak ada adegan yang dianggap terlalu dewasa untuk disaksikan anak-anak.

Selain itu, Maleficent juga menyuguhkan visualisasi gambar yang sangat menakjubkan. Keindahan Moors, detail-detail lingkungan, sampai ke make-up dan kostum Angelina Jolie pun sangat patut diapresiasi lebih.

Memang harus diakui, film dengan anggaran produksi berkisar 200 juta dollar AS ini turut disukseskan lantaran sosok Angelina Jolie yang berakting sangat indah di sana. Elle Fanning sebagai Putri Aurora pun mengimbanginya dengan sangat cantik.

Lebih dari itu, Maleficent yang melibatkan banyak penulis naskah ini juga tidak melupakan sifat-sifat humor yang kerap mengundang tawa disela keseruan Anda menyaksikan 97 menit durasi pemutarannya.

0 comments:

Post a Comment