Home » » Waspada Virus Senyap Cacar Ular

Waspada Virus Senyap Cacar Ular

Written By Admin on Thursday 11 September 2014 | 17:59


Jakarta - Ancaman herpes zoster meluas. Penyakit yang dikenal dengan sebutan cacar ular atau cacar api itu mulai menyerang usia muda. "Sekarang banyak pasien dengan umur 20-an," kata Samsuridjal Djauzi, dokter spesialis penyakit dalam, saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, dua pekan lalu. Sebelumnya, cacar ular hanya didapati pada pasien berusia di atas 50 tahun.

Herpes zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kembali aktifnya varisela zoster, virus yang menetap secara laten di akar saraf. Ini merupakan virus yang serupa dengan yang menyebabkan cacar air. Bedanya, cacar air bisa menular lewat udara, sedangkan penularan herpes zoster baru terjadi jika ada kontak kulit. Adapun mereka yang pernah mengalami cacar air, kata Samsuridjal, berisiko terkena herpes zoster di masa mendatang. Di Indonesia sendiri, 70 persen penduduk sudah mengalami cacar air sejak usia 15 tahun.

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin Hanny Nilasari, herpes zoster banyak diderita orang berusia lanjut karena tingkat imunitas mereka menurun. Data epidemiologi herpes zoster di 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia pada 2011-2013 menunjukkan ada 2.232 kasus penyakit tersebut. Dari jumlah itu, 806 kasus terjadi pada usia 45-64 tahun. Mereka yang imunitasnya menurun, seperti pengidap human immunodeficiency virus, maupun yang sedang menjalani kemoterapi jangka panjang, juga rentan terkena herpes zoster.

Sayangnya, waktu aktif, virus tersebut tidak bisa diprediksi. Padahal penyakit ini menyebabkan komplikasi serius, termasuk nyeri yang berlangsung berbulan-bulan, bahkan tahunan. Pun pada beberapa kasus, herpes zoster bisa terjadi perlahan-lahan, sehingga sukar diidentifikasi. Pada fase awal, gejala yang muncul di antaranya demam, malaise atau tubuh lesu, juga sakit kepala.

Penyakit ini juga bisa mengakibatkan komplikasi pada mata jika infeksinya terjadi pada daerah tersebut. Bahkan herpes zoster juga bisa menimbulkan kelumpuhan otot, radang otak, dan nyeri jika tak segera ditangani dengan obat antivirus. Nyeri itu diidentifikasi dari timbulnya rasa perih, sensasi terbakar, berdenyut-denyut seperti ditusuk-tusuk, karena aktif kembalinya virus varisela zoster menyebabkan rusaknya serabut saraf tepi.

»Nyeri itu cenderung meningkat dan berlangsung lama," kata Hanny. Bahkan, dia melanjutkan, ada pasien yang terkena allodynia atau timbulnya rasa nyeri akut yang diakibatkan stimulus ringan, seperti sentuhan angin sepoi-sepoi.

Saking senyapnya serangan virus cacar ular, terkadang penyakit itu baru teridentifikasi pada fase akut. Gejalanya, muncul ruam di kulit area dada dan wajah yang diikuti timbulnya lenting dalam jumlah banyak. Ruam tersebut biasanya baru hilang setelah nongkrong di kulit lebih dari sebulan.

Secara fisik, Hanny melanjutkan, herpes zoster mengakibatkan kurangnya energi, anoreksia atawa kehilangan selera makan, penurunan berat badan, dropnya vitalitas, serta gangguan tidur. Adapun secara psikologis, cacar ular menyebabkan depresi, cemas, juga gangguan konsentrasi. "Secara garis besar, penyakit ini menurunkan kualitas hidup pasien," kata dia.

Samsuridjal Djauzi mengatakan herpes zoster bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat dan bersih, mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga dan tidur teratur, serta dengan vaksinasi. "Vaksin tersebut bekerja meningkatkan kekebalan tubuh," ujarnya.

Namun tak semua orang bisa menggunakan vaksin tersebut. Menurut Samsuridjal, orang yang sedang mengalami penurunan kekebalan tubuh yang berat, seperti penderita HIV, tak bisa menjalani vaksinasi. Karena itu, penggunaan vaksin mesti melalui konsultasi dengan dokter.

0 comments:

Post a Comment