Home » , » The Purge Anarchy: Ketika Semua Kejahatan Menjadi Legal

The Purge Anarchy: Ketika Semua Kejahatan Menjadi Legal

Written By Admin on Saturday 6 September 2014 | 21:43


Di tahun 2023, tepatnya 21 Maret, Pemerintahan Amerika Serikat memiliki sebuah kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan dan perbaikan ekonomi. Program tersebut diberi nama The Purge (hari pelampiasan dan pembersihan). Program ini berlangsung satu tahun sekali di mana selama 12 jam seluruh kota di Amerika Serikat bebas dan memiliki hak untuk melakukan kejahatan termasuk pembunuhan tanpa takut untuk dihukum. Semua jenis kejahatan adalah legal dan layanan masyarakat seperti kepolisian, rumah sakit, dan pemadam kebakaran tidak tersedia selama masa purges berlangsung.

Di detik-detik program tersebut dimulai, seluruh warga Amerika yang memilih untuk diam di rumah mempersiapkan diri dengan mengunci dan menutup rumah serapat mungkin. Hal ini dilakukan agar mereka tidak menjadi korban warga lain yang menggunakan hak pelampiasan mereka. Hanya ada satu kelompok yang aman di saat program ini berlangsung, yaitu para pejabat tinggi negara dan orang kaya, terutama rezim yang menamakan diri mereka New Founders of America (NFA).



Sialnya, menjelang program itu berlangsung, pasangan yang sedang dalam perjalanan, Shane (Zach Gilford) dan Liz (Kiele Sanchez) mengalami masalah pada mobil mereka. Ini membuat mereka harus mencari bantuan agar aman saat purges dimulai. Sayangnya, di tengah mencari bantuan, mereka kehabisan waktu. Pasangan ini pun harus lari mencari tempat yang aman, karena ternyata sudah ada sekelompok orang bertopeng yang menggunakan hak pelampiasan yang mengincar mereka.

Di tengah kepanikan dikejar-kejar oleh kelompok bertopeng, akhirnya Shane dan Liz bertemu Leo Barnes/Seargant (Frank Grillo), Eva Sanchez (Carmen Ejogo), dan Cali (Zoe Soul). Mereka akhirnya bersama-sama saling melindungi hingga masa purges berakhir. Banyak kejadian sadis dan kejam yang mereka saksikan selama perjalanan mereka melindungi diri.

Inilah peristiwa yang terjadi dalam film sekuel arahan sutradara James DeMonaco, The Purge: Anarchy. Berbeda dengan film pertamanya, The Purge (2013), di sekuel ini James membuat cerita lebih dinamis, baik dari segi tokoh maupun segi tempat kejadian. Di film thriller ini Anda juga akan menemukan lebih banyak karakter yang muncul dan tempat kejadian yang beragam serta ketegangan yang cukup intens. Ada pelampiasan yang terjadi di rumah, di jalanan, maupun arena yang khusus dijadikan ajang para kapitalis untuk melakukan pelampiasan kepada orang miskin.

Di film ini Anda juga akan mendapatkan gambaran tentang konflik antara si kaya dan si miskin dan antara mereka yang mendukung pembersihan dan yang tidak. Berbeda dengan film pertama, pelampiasan dan pembersihan yang terjadi jauh lebih ekstrim, karena yang terjadi bukan sekedar pelampiasan pribadi seseorang, tapi pembersihan sosial. Ini juga yang memunculkan adanya tokoh perlawanan berkulit hitam bernama Carmelo Johns (Michael K. Williams). Ia menyerukan perlawanan atas pemerintah dan perubahan sistem.

Meskipun film ini menampilkan cukup banyak adegan sadis, kejam, dan menegangkan, banyak pula pesan moral dan kritik sosial yang disampaikan. Misalnya saja sisi kemanusiaan seorang Leo Barnes yang awalnya ingin menggunakan hak pelampiasannya untuk membalas dendam kematian anaknya. Seperti apa akhir dari "Hari Pelampiasan" ini?

0 comments:

Post a Comment