Manusia seringkali melampiaskan kemarahannya kepada Tuhan. Entah karena impiannya tak terwujud, atau nasib buruk menimpanya. Dan manusia selalu lupa untuk percaya kepada rencana Tuhan, dan lebih percaya kepada rencananya sendiri. Mada (Abimana Aryasatya) juga mengalaminya, di Haji Backpacker.
Selama hidupnya, Mada dibesarkan oleh dua orangtua yang amat
menjunjung tinggi nilai Ketuhanan. 27 tahun hidupnya, tak pernah Mada
meninggalkan sholat. Ia percaya pada kekuatan do'a, juga rencana yang
sudah ditetapkan oleh Tuhannya.
Namun Mada mendapat keistimewaan dibanding yang lain, Tuhan
mengujinya dengan berat. Semua do'a yang selalu diucap setelah bersujud,
justru tak terwujud. Mada pun marah pada keadaan, juga pada Tuhan. Ia
memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan menjadi seorang backpacker.
Pergi tanpa arah, tanpa tujuan.
Thailand adalah tujuan pertama Mada. Di sana Mada hidup liar, tak kenal Tuhan. Selalu mabuk-mabukan dan berkelahi. Bahkan ia juga tak menggubris seorang wanita tukang pijat yang mencintainya, Marbel (Laudya Cynthia Bella). Tingkah pola Mada yang keterlaluan di Thailand, membuat Mada terkena kasus dengan penguasa setempat, sehingga Mada harus kembali pindah. Ia menuju Vietnam.
Dalam kondisi sakit, badan meriang, dan tak mempunyai apa-apa, Mada hidup di Vietnam sebagai kuli panggul. Namun semakin hari kesehatannya menurun, hingga Mada akhirnya tertidur di sebuah dus yang membawanya ke tanah China.
Di sanalah Mada bertemu dengan Suchun (Laura Basuki). Penganut agama Islam di China. Mada dirawat dengan baik hingga pulih. Ayah Suchun, adalah seorang tabib/ulama setempat. Mada mendapat banyak pencerahan di sana. Hingga tiba saat Mada pulih, ia terus melanjutkan perjalanannya, mencari lagi keyakinan dalam dirinya tentang Tuhannya.
Proyek besar dari Falcon Pictures sebentar lagi akan menghiasi layar Cinema XXI. Haji Backpacker, dengan segala keindahan panorama 9 negara yang dirangkumnya, menjadi tontonan tematik yang sangat patut untuk disaksikan, apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha.
Di bawah garapan Danial Rifki, Haji Backpacker yang terdiri dari berbagai aspek kuat, berhasil menjadi sebuah film yang dahsyat. Sinematografi 9 negara (Thailand, Vietnam, China, Nepal, Tibet, India, Iran, Arab Saudi, dan Indonesia) diperlihatkan dengan utuh didukung kualitas gambar yang mumpuni.
Hal itu tak mengesampingkan kekuatan cerita Haji Backpacker yang begitu mendalam. Konflik batin dengan Tuhan, pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan sosok Mada yang belum terjawab, dan kisah cintanya dengan seorang wanita.
Katakanlah, Haji Backpacker adalah tontonan dengan paket lengkap. Keindahan panorama yang memanjakan mata? Ada. Para pemain dengan kualitas akting teratas? Ada. Nilai kearifan lokal dan emosional dalam film? Tentu ada. Bagi kalian yang suka dengan film drama, tentu Haji Backpacker sangat sayang untuk dilewatkan.
Mampukah Mada menerima rencana Tuhan dan menjalaninya dengan ikhlas?
0 comments:
Post a Comment