8 Film Bioskop Adaptasi Manga Populer
Written By Admin on Thursday, 23 October 2014 | 19:07
Kepopuleran beberapa judul manga, biasanya selalu didukung oleh para produser dengan mengangkatnya ke dalam bentuk anime, dorama, maupun film. Namun biasanya, film dianggap sebagai adaptasi yang paling maksimal.
Meskipun kebanyakan film adaptasi cuma diproduksi di Jepang, namun terkadang beberapa judul dipasarkan di luar negara asalnya itu. Bahkan, ada yang menjadi hits di mata para penggemar film internasional.
Di lain pihak, masih ada juga penggemar yang ketakutan kalau film-film yang diadaptasi dari manga akan berakhir kurang memuaskan. Contoh saja Dragon Ball yang sangat jauh dari ekspektasi fans manga seluruh dunia. Padahal filmnya diproduksi di Hollywood.
Lalu apa saja judul-judul film adaptasi manga alias komik Jepang yang dianggap sukses setelah ditayangkan di layar lebar? Berikut daftar yang pernah menjadi sorotan.
Rurouni Kenshin (Samurai X)
Bertema tentang mantan samurai yang berikrar untuk tidak membunuh dan memutuskan diri sebagai seorang pengelana, Rurouni Kenshin menjadi salah satu manga terpopuler di Jepang dan tanah air.
Setelah sukses saat diangkat menjadi sebuah anime, akhirnya para sineas pun mengangkatnya ke sebuah layar lebar melalui tangan Studio Swan dengan bantuan distribusi oleh Warner Bros pada 2012. Sekuelnya sendiri dirilis menjadi dua versi pada 2014.
Setelah dirilis ke layar lebar, barulah film adaptasi manga karangan Nobuhiro Watsuki ini menjadi hits oleh karena pendekatannya yang sangat mirip dengan manga maupun anime, baik itu kostum, watak, sampai adegan aksinya.
20th Century Boys
Kesuksesan manga 20th Century Boys karangan Naoki Urasawa membuat para penggemar menginginkan kisah ini diangkat menjadi sebuah film live action.
Alhasil, harapan itu terkabul pada 2008 melalui tangan Viz Pictures dan 4Digital Media yang menggarapnya sebanyak tiga seri. Meskipun banyak yang menilai film ini biasa saja, namun watak serta penampilan tokohnya mirip dengan versi manga.
Death Note
Death Note menjadi sangat istimewa ketika diangkat ke layar lebar pada 2006 oleh karena adanya beberapa perbedaan dengan alur manga. Namun setiap karakternya dibuat menyesuaikan dengan kehidupan nyata.
Bahkan, penampilan para shinigami yang bertugas sebagai pengawas buku kematian itu pun terlihat sangat hidup walaupun cuma digarap melalui polesan teknologi grafis komputer (CG).
Crows Zero
Manga Crows karya Hiroshi Takahashi bisa dibilang cukup populer, meskipun franchise ini semakin bertambah penggemarnya sejak difilmkan dan dirilis pertama kali pada 2007.
Bertindak sebagai prekuel manga, film adaptasi bertajuk Crows Zero telah dibuat menjadi tiga buah judul film layar lebar. Banyaknya adegan pertarungan dengan sentuhan humor dan drama menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini.
Great Teacher Onizuka
Tentunya tak ada satu pun penggemar manga dan anime yang tidak mengenal Great Teacher Onizuka (GTO) karya Tooru Fujisawa. Populer di manga, anime, dan dorama, kisah tentang guru mantan anggota geng ini sempat hadir melalui film layar lebar.
Meskipun bertindak sebagai cerita sendiri, namun Takashi Sorimachi kembali sebagai aktor utama film. Bahkan, beberapa rujukan dari dorama pun tidak disebutkan sama sekali di dalam film yang rilis pada tahun 1999 ini.
Black Butler
Memiliki penjualan yang cukup laris, Black Butler pun tak lepas dari cap manga terlaris. Sehingga para sineas Negeri Sakura pun berniat mengangkat buah karya Yana Toboso ini ke layar lebar.
Perubahan pun terjadi ketika versi filmnya digarap melalui tangan sutradara Kentaro Otani dan Keiichi Sato. Salah satunya adalah karakter utama perempuan yang menggantikan tokoh anak laki-laki dalam manga. Era filmnya pun berada di beberapa abad setelah kisah manga.
Sayang, beberapa penggemar dan pengamat menganggap film Black Butler kurang memuaskan. Akan tetapi berbagai adegan aksi yang ditampilkan cukup apik.
Beck
Sejak perilisannya, Beck dianggap sebagai salah satu trendsetter manga bernuansa musik rock, meskipun beberapa judul sudah pernah mengangkat tema tersebut. Namun manga karya Harold Sakuishi ini dianggap sebagai salah satu mahakarya tersendiri.
Filmnya yang dirilis pada 2010 dengan arahan sutradara Yukihiko Tsutsumi, memiliki nuansa yang nyaris sama seperti versi manga. Sayangnya suara emas salah satu karakternya tidak diperdengarkan saat bernyanyi supaya menambah kesan ajaib.
Devilman
Manga karangan Go Nagai ini terbilang cukup populer di era 1970an. Banyak penggemar yang menantikan kisah remaja yang bisa menjadi manusia iblis ini. Terutama, ada beberapa unsur kepahlawanan yang unik di dalam kisah Devilman.
Sayangnya pada 2004, sebuah film live-action tokusatsu yang digembar-gemborkan bakal meledak malah mengecawakan penggemar. Terlebih lagi, unsur tragedi dalam film dianggap terlalu memaksakan dan berlebihan.
0 comments:
Post a Comment