Home » » Berpisah 58 Tahun, 2 Sahabat ini Akhirnya Bertemu

Berpisah 58 Tahun, 2 Sahabat ini Akhirnya Bertemu

Written By Admin on Monday, 8 September 2014 | 18:56


Perasaan Saratha Balachandran campur aduk. Jari telunjuknya bergerak-gerak. Tanda perasaannya tengah gugup. Di ruang lobi Hotel Four Season, Jakarta, yang terasa dingin itu membuat gundahnya kian membuncah. Jantungnya terus berpacu, nafasnya memburu.

Wanita berumur 71 tahun asal Sri Lanka ini akan bertemu teman lamanya yang sudah dianggap sebagai saudari kandungnya sendiri.

Rambut pendek, agak bergelombang, dengan tubuh ringkih ia menghampiri Saratha. Tak salah lagi, itu adalah Alda Mary Simon. Puluhan tahun tak bertemu serta terpisahkan jarak ribuan kilometer, tak mampu membuat Saratha lupa wajah Alda.

"Banyak kenangan yang langsung muncul di benakku ketika pertama kali bertemu dengan dia, dengan Alda," tutur Alda kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (7/9/2014).

"Ya, sangat lama. Tapi aku masih bisa mengenalimu," timpal Saratha.

Kedua sahabat karib itu lantas berpelukan. Pelukan hangat nan mendalam. Tak begitu lama, tapi terasa betapa besar mereka mengasihi satu sama lain. 2 Sahabat ini sudah tidak bertemu selama 58 tahun.

Mereka pun berbagi cerita. Penuturannya dimulai saat pertama kali bertemu pada 1950-an. Persahabatan itu melekat saat keduanya berada di Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Saratha merupakan keluarga dari kalangan 'darah biru'. Ayah Saratha adalah seorang Duta Besar Sri Lanka. Sementara Alda, anak seorang perantauan yang juga berasal dari Sri Lanka. Kedua orangtua mereka adalah kerabat dekat.

Hampir tiap saat pada masa kecil, keduanya menghabiskan waktu bersama. Yang paling melekat di benak Saratha adalah berenang bersama Alda dan jalan-jalan ke Puncak. "Itu memori yang indah," kata Saratha sambil menyentuh halus tangan Alda.

Persahabatan mereka sempat menghadapi ujian ketika ayah Saratha harus kembali ke negara asalnya. Jabatan sebagai Duta Besar memang jabatan periodik. Pada 1956, keduanya harus berpisah. Saratha kembali ke Sri Lanka dan Alda tetap di Indonesia.

Pada momen perpisahan itu, Alda memberikan foto hitam putih sebagai kenangan dan bentuk janji keduanya harus bertemu. Tidak peduli seberapa sulit pertemuan itu akan terjadi.

Lantas, mereka pun melanjutkan hidupnya masing-masing. Saratha di Sri Lanka hingga menikah dengan seorang dokter. Saratha dan suaminya lantas menetap di Amerika Serikat, tepatnya California. Sementara Alda, menemui belahan hatinya dan menetap di Pontianak, Kalimantan Barat.

Lika Liku Pertemuan

Adalah putra dari Saratha, Niruban Balachandran yang dengan gigih berusaha mencari keberadaan sahabat karib ibunya. Niruben mengaku sejak kecil, ibunya selalu bercerita tentang Jakarta, Puncak, dan betapa sering waktunya dihabiskan dengan teman baikknya Alda.

Pada suatu kesempatan, Niruban bekerja di Indonesia. Ia menjadi bankir di World Bank. Sejak menetap di sini, tak pernah sehari pun ia melupakan keinginan Ibunya untuk bertemu teman baiknya.

"Sebenarnya, saya sudah mulai mencari ketika bekerja di Kuala Lumpur pada 2011. Lalu, pada 2012 sudah kerja di Indonesia, saya menghubungi semua kementerian dan lembaga untuk membantu menemukan Alda," katanya.

Setitik harapan muncul ketika Niruben menghubungi BPS Pontianak. 3 Minggu kemudian, lembaga tersebut menghubungi Niruben dan mengonfirmasi keberadaan Alda.

Tak buang-buang waktu, Niruban langsung mengontak keluarga Alda. Awalnya keluarga Alda kurang menyambut baik. Ada 2 kendala. Pertama, masalah bahasa. Niruban menggunakan bahasa Inggris dan keluarga Alda menggunakan bahasa Indonesia.

Kedua, keluarga Alda takut menanggapi karena mengira hal itu sebagai tipuan. Sudah puluhan tahun, tak ada kerabat jauh Alda yang menghubunginya.

"Saat dapat dinas ke Pontianak, saya menyempatkan diri bertemu dengan Farah, putri dari Alda di Pontianak. Lalu berangkat ke desa tempat Alda berada," ujar Niruban.

Dari pertemuan itulah, kedua wanita yang menjaga hubungan persahabatannya selama puluhan tahun bertemu. "Dan di sinilah kita," ungkap Niruban.

Pertemanan sejati memang benar-benar ada di dunia ini. Saratha dan Alda telah membuktikannya.

0 comments:

Post a Comment