Home » » Untung rugi Prabowo gandeng Ical di pilpres

Untung rugi Prabowo gandeng Ical di pilpres

Written By Admin on Tuesday 6 May 2014 | 19:31


Wacana duet Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (Ical) di Pilpres 2014 semakin menguat. Keduanya telah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dan direncanakan akan kembali bertemu jelang perhelatan pilpres 9 Juli nanti.

Koalisi antara Gerindra dan Partai Golkar sudah tentu menimbulkan efek positif dan negatif. Khususnya bagi Gerindra, berkoalisi dengan Golkar ternyata dinilai bakal membuat parpol yang sedang dekat bisa kabur karena tak mau mengusung duet Prabowo-Ical.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, wacana koalisi itu menmbulkan gejolak di antara kedua partai. Termasuk internal Golkar yang kondisinya saat ini sedang tidak kondusif soal capres.

"Di dalam internal Golkar. Gugatan atas posisi koalisi yang menempatkan ARB sebagai cawapres Prabowo adalah faktornya. Sebab, sebagaimana hasil rampimnas, mandat ARB itu adalah mandat Capres. Jadi kalau akhirnya posisi yang diincar cawapres, tentu banyak nama dari internal Golkar yang dapat disodorkan," ujar Ray, Selasa (6/5).

Selain itu, Ray menilai, ditunjuknya Ical sebagai cawapres Prabowo bisa membuat PKS, partai yang sudah dekat dengan Gerindra bisa kabur. Sebab PKS, kata dia, sudah memiliki Anis Matta, Ahmad Heryawan dan Hidayat Nur Wahid untuk disandingkan dengan Prabowo.

"Sebagai partai yang terlebih dahulu merapat ke Gerindra, tentu tidak mudah amanah mereka diabaikan. Apalagi, nampaknya, dukungan Golkar atau PPP tdk akan utuh ke Gerindra," tegas dia.

Melihat kondisi ini, partai lain yang awalnya ingin merapat ke Gerindra seperti PAN akan berfikir ulang. Menurut dia, PAN bakal berfikir realistis dan memilih bergabung dengan Jokowi dan PDIP jika Hatta Rajasa tak menjadi cawapres Prabowo.

"Dalam survei, duet Prabowo-Hatta cukup menjanjikan. Tetapi jika ujung-ujungnnya PAN hanya kebagian kursi kabinet, tentu opsi koalisi ke gerbong lain terbuka. Jika PAN memperkuat gerbong Jokowi misalnya, potensial akan membuat pilpres berjalan satu putaran," imbuhnya. Ray juga memperkirakan, Partai Demokrat bisa menjadi kuda hitam dalam pilpres nanti. Bisa saja, kata dia, muncul capres alternatif dari koalisi Demokrat, Hanura atau PAN jika memang partai pimpinan Hatta itu tidak mendapat tempat di PDIP atau Gerindra.

"Bisa saja Partai Demokrat dengan kemampuan tertentu dapat menarik gerbong koalisi baru. Setidaknya itu berisi Demokrat, PAN, dan Hanura. Pasangan yang tersedia adalah Dahlan Iskan-Hatta Rajasa," prediksinya.

Sementara keuntungan Prabowo menggandeng Ical, lanjut dia, kans memenangkan pilpres melawan Jokowi semakin terbuka. Dia yakin, setidaknya ada 10 persen yang dibawa Ical untuk memenangkan duet Prabowo-Ical dari Partai Golkar.

"Bagaimanapun selalu ada massa tetap. Biasanya bisa mencapai 20 persen. Gokar sendiri memiliki sekitar 14 persen. Kalau massa loyal ini tetap di Golkar siapapun capres atau cawapresnya, setidaknya kan dapat sekitar 10 persen. Itu jualah angka kans Ical," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment