Home » » Menengok para istri aktivis yang tewas dan hilang diculik

Menengok para istri aktivis yang tewas dan hilang diculik

Written By Admin on Sunday, 20 April 2014 | 08:40


Menjadi istri aktivis tidaklah mudah. Berbagai teror serta ancaman bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Apalagi menjadi istri dari aktivis yang tewas misterius atau hilang akibat diculik, tentu sangatlah berat.

Beban hidup yang makin berat harus ditanggung sendiri. Membesarkan anak tanpa didampingi oleh suami, adalah makanan sehari-hari.

Sebut saja istri dari almarhum pejuang HAM Munir, Suciwati. Atau istri Wiji Tukul, hingga wartawan Udin yang tewas akibat berita- berita kritis yang dia bikin, sampai Eva Arnaz, artis kondang tahun 80-an yang suaminya hilang tak tahu di mana dan diduga diculik.

Bahkan, istri Wiji Tukul, Sipon mengaku pernah dibawa ke rumah sakit jiwa karena dianggap gila lantaran masih mencari keberadaan suaminya yang hilang entah kemana.

"Saya pernah dimasukkan RSJ Tangerang oleh LPSK. Mereka anggap saya gila karena masih mencari suami saya. Tapi sudah jalan Tuhan akhirnya saya terbukti tidak gila, saya di RSJ hanya 6 bulan," kata Sipon saat dihubungi, Kamis (17/4).

Beda dengan Sipon, Eva Arnaz, akhirnya mengakhiri masa penantian pencarian suaminya dengan menikah lagi.

Masih banyak lagi kisah-kisah pilu para istri aktivis yang hilang diculik atau pun tewas akibat vokal menyuarakan kesenjangan dan ketidakadilan.

Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang akan jatuh pada 21 April nanti, hari ini menulis kisah-kisah pilu para istri aktivis yang tewas atau pun hilang akibat ulah rezim penguasa. Selamat membaca.

Kisah istri Wiji Tukul

Wiji Thukul, aktivis yang hilang dan diduga diculik oleh rezim Orde Baru hingga saat ini tak ketahuan nasibnya. Tak ada penjelasan resmi dari pemerintah soal hilangnya Wiji Tukul.

Wiji Thukul, aktivis yang hilang dan diduga diculik oleh rezim Orde Baru hingga saat ini tak ketahuan nasibnya. Tak ada penjelasan resmi dari pemerintah soal hilangnya Wiji Tukul.

Sipon, istri Wiji hingga saat ini masih terus mencari keberadaan suaminya. Dalam pencariannya itu, Sipon mengaku dibantu oleh Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS).

Sejak hilangnya Wiji Thukul, Sipon tak pernah merasa putus asa dan terus berjuang untuk mencari keadilan atas kejadian pada tahun 1998 yang ikut menyebabkan suaminya hilang.

"Karena dia dipakai negara untuk reformasi, maka saya tidak berhenti untuk berjuang mencari. Kami keluarga tidak pernah putus asa mencari di mana beliau," kata Sipon saat dihubungi, Kamis (17/4).

Sipon mengaku sudah mendatangi beberapa daerah untuk mencari keberadaan suaminya. Ia juga mengakui mendapat dukungan dari berbagai pihak yang terus membantu dirinya agar tidak berhenti melakukan pencarian.

"Saya pernah cari beliau ke Timor Leste, Makassar, dan Aceh. Saya ke sana didampingi Kontras," terangnya.

Namun, upaya yang dilakukan istri Wiji Thukul itu belum membuahkan hasil. Ia juga mengaku dalam pencarian tersebut, hanya dirinyalah keluarga korban hilang atau diculik yang hingga saat ini masih berjuang mencari keadilan.

"Kalau keluarga korban yang lain masuk ke partai-partai supaya dibantu, saya tidak mau seperti itu," tandasnya.

0 comments:

Post a Comment