Home » » Pemkab Nganjuk Janji Rawat Mbah Ginem

Pemkab Nganjuk Janji Rawat Mbah Ginem

Written By Admin on Friday 18 July 2014 | 19:48


Pemerintah Kabupaten Nganjuk menyatakan siap memenuhi seluruh kebutuhan hidup Mbah Waginem dan tiga anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Mereka membantah disebut lalai mengurusi warganya.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nganjuk Gozali mengatakan jauh sebelum ketiga anak Mbah Ginem dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya, petugas Dinas Sosial dan Kesehatan Kabupaten Nganjuk sudah mendatangi keluarga itu di Dusun Patik, Desa Senopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Kedatangan petugas bahkan disertai bantuan makanan dan kebutuhan pokok.

"Kami sudah mengunjunginya," kata Gozali kepada Tempo, Kamis (17/7, 2014).
Namun, katanya, bantuan yang diberikan pemerintah maupun donatur tersebut tak dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga Mbah Ginem. Makanan itu justru dibagi-bagikan kepada tetangga kanan-kiri yang memiliki kondisi lebih baik. Sementara keluarga itu tetap mengkonsumsi makanan sisa pemberian tetangga dan bangkai binatang yang dimasak Suparman.

Sikap ini diduga akibat kondisi kejiwaan anak-anak Mbah Ginem yang tak normal.
Tak hanya itu, petugas kesehatan dari Puskesmas yang diterjunkan memeriksa kesehatan mereka juga mengalami kendala saat meminta untuk dirawat di rumah sakit.

Sayangnya, upaya tersebut berhenti di sini saja dan tidak ditindaklanjuti dengan pendekatan lain untuk memberikan pengobatan medis. Pemerintah setempat seperti menyerah saat Sadinah menolak adik-adiknya dibawa ke rumah sakit lantaran mengidap gangguan jiwa.

Kini, setelah Sadinah kembali berkumpul dengan ibunya di rumah usai menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya atas prakarsa Kepolisian Resor Nganjuk, pemerintah menyatakan akan menanggung seluruh kebutuhan hidup mereka. Tak hanya itu, petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat berjanji akan memantau kondisi mereka setiap hari agar tidak kambuh. "Sudah ada petugas piket yang memantau mereka setiap hari," kata Gozali.

Gozali juga mengklaim sudah melakukan tanggung jawab dengan mengajak Kepala Dinas Sosial ke rumah Mbah Ginem. Hal ini agar Dinas tersebut mengetahui secara langsung kondisi Mbah Ginem dan merumuskan solusi penyelesaiannya.

Entah kebetulan atau tidak, saat Tempo menyambangi kediaman mereka siang tadi, tak dijumpai petugas kesehatan yang dimaksud. Mbah Ginem tampak duduk-duduk di samping rumah ditemani anak sulungnya Sadinah. Untuk kebutuhan makan seharian ini dikirim oleh Tumini, tetangganya.
Tumini yang kerap berbagi sayur dan nasi mengaku kasihan kepada Sadinah yang belum pulih usai dirawat di RSJ Menur sejak tiga pekan silam. "Nanti kalau sudah sehat dia (Sadinah) masak sendiri," kata Tumini.

Menurut Tumini, perangkat desa juga akan membangun sumur pompa di belakang rumah Mbah Ginem untuk kebutuhan mencuci dan memasak. Selama ini pasokan air dipenuhi dari rumah Tumini dengan mengulur selang. Demikian pula aliran listrik yang masih numpang dari rumah Tumini.

Selain Tumini, ada seorang keponakan Mbah Ginem yang rajin mengirim nasi dan lauk. Ponakan ini bahkan menjadi tumpuan makan mereka setiap hari selain mencari bangkai binatang untuk dimakan.

Demikian pula ketika Tempo memeriksa seluruh sudut rumah Mbah Ginem, tak terlihat sembako yang katanya diberikan pemerintah. Seluruh ruangan dalam keadaan kosong. Hanya dua sak semen yang teronggok di ruang tamu sekaligus kamar Mbah Ginem, sisa pembangunan lantai yang dilakukan Polres Nganjuk.

0 comments:

Post a Comment