Online game paling berisiko jadi sarang penipuan online
Written By Admin on Wednesday, 17 September 2014 | 22:14
Era game online yang kita nikmati sekarang sangatlah luar biasa, karena memungkinkan kita terhubung dan bermain dengan orang-orang baru dari seluruh dunia. Kita membangun tim, menjalin pertemanan, dan kadang-kadang bahkan menikah dengan orang-orang yang bermain dengan kita di game online. Tapi sayangnya, dunia game online juga memiliki celah negatifnya. Dan di China, bermain game online membuat Anda lebih berisiko menjadi korban penipuan dibanding hampir semua aktivitas online lainnya.
Sebuah laporan dari 12321, yang merupakan sebuah layanan pelaporan penipuan resmi di bawah Kementerian Industri dan Teknologi Informasi di China, menunjukkan bahwa selama tahun lalu, lebih dari 20 persen penipuan online di negara itu berkaitan dengan game. Bahkan, game online memiliki lebih banyak laporan penipuan dibanding industri online lainnya, kecuali shopping. Ranah judi, phishing (mereplika website untuk tujuan jahat), e-banking, porno: mereka semua memiliki tingkat pelaporan lebih rendah dibanding game online.
Ingin melihat bagaimana penipuan online di China ditampilkan dalam bentuk visual? Berikut adalah grafik yang sedikit membingungkan di Sina Games. Grafik mengacu pada data yang diambil mulai dari Juli 2013 hingga Juli 2014. Sumbu vertikal kiri menunjukkan persentase penipuan pada industri tertentu, sedangkan sumbu vertikal kanan menunjukkan jumlah rata-rata uang yang hilang per penipuan pada industri tersebut.
Kabar baiknya adalah peluang untuk tertipu masih cukup kecil, dan jumlah uang yang dicuri di game, rata-rata, lebih rendah dari uang yang dicuri oleh penipu di industri lain. Antara Juli 2013 hingga Juli tahun ini, ada 155 laporan penipuan game online, dengan korban mengalami kerugian rata-rata RMB 2.392 (Rp 4,6 juta). Kedengarannya mungkin banyak, tapi relatif sedikit jika dibandingkan di industri lain. Meskipun ada kurang dari 30 laporan penipuan di ranah perjudian, misalnya, korban penipuan di industri ini mengalami kerugian rata-rata RMB 27.652 (Rp 54 juta).
Tentu saja, perlu diingat bahwa semua data tersebut tidak lengkap, karena ada kemungkinan bahwa banyak orang yang menjadi korban penipuan online tapi tidak melaporkannya, baik karena mereka malu telah ditipu atau karena mereka tidak tahu di mana/bagaimana cara melapor.
0 comments:
Post a Comment