Home » » Industri Hotel Membuat Air Tanah di Yogya Turun

Industri Hotel Membuat Air Tanah di Yogya Turun

Written By Admin on Tuesday 16 September 2014 | 22:41


Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman dan ESDM DIY Edy Indrajaya mengingatkan, permukaan air tanah di wilayah Yogyakarta telah mengalami penurunan 20-30 centimeter pada kemarau panjang tahun ini.

"Penurunannya hampir merata," kata Edy, Senin 15 September 2014.
Penurunan tidak semata karena kemarau panjang, melainkan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah di DIY.

Jumlah penduduk yang bertambah menyebabkan tingkat konsumsi air juga meningkat. Sedangkan perkembangan wilayah dengan mendirikan bangunan-bangunan besar seperti untuk industri dan perhotelan di daerah resapan air, menyebabkan debit air menurun. "Bangunan-bangunan itu ada yang menggunakan air tanah. Seharusnya pakai PDAM dan PAM," kata Edy.

Semestinya, Edy melanjutkan, air tanah menjadi alternatif terakhir untuk penyediaan air bersih. Sedangkan air permukaan lebih dahulu diutamakan.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta menyatakan telah membuat tim untuk melakukan penertiban terhadap hotel-hotel yang menggunakan air tanah. Tim tersebut antara lain terdiri dari Dinas Perizinan, Dinas Ketertiban, dan PDAM. "Tim sedang melakukan monitoring. Kalau ada hotel yang melanggar, kami segel," kata Haryadi.

Sedangkan Bupati Sleman Sri Purnomo membantah apabila telah terjadi penurunan permukaan air tanah. Alasannya, hasil pengecekan sumber-sumber di Sungai Code dan Sungai Winongo bagian utara pada Ahad, 14 September, menunjukkan debit air masih tinggi.

"Yang bilang permukaan air tanah turun siapa? Sumber air di Sleman masih bisa memenuhi hingga Yogyakarta dan Bantul," kata Sri Purnomo.

Berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah Sleman, menurut Sri Purnomo, juga telah memberi batasan pengembangan wilayah di daerah resapan. Semisal di utara Kecamatan Ngaglik.

"Kalau ada pembangunan di resapan air, luas bangunan ditentukan dan harus ada resapannya," kata Sri Purnomo.

Sementara itu, salah satu upaya mengatasi kekeringan, Palang Merah Indonesia (PMI) DIY akan mengirimkan 69 tangki berisi air bersih ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan. Enam tangki pertama akan dikirimkan ke Gunung Kidul pada 16 September.

"Kami berharap ada pihak yang mau memberikan donasi Rp 120 ribu per tangki yang berisi 5 ribu liter air besih," kata Humas PMI DIY Warjiyani.

0 comments:

Post a Comment