Pengalaman ini mungkin tak akan pernah dilupakan oleh M Hendartyo Hanggi Wicaksana, mahasiswa asal Indonesia yang beruntung bisa jalan-jalan gratis ke Amerika setelah menjuarai ajang EOS Young Photograper Awards dengan bermodalkan kamera pinjaman.
“Saya adalah orang yang beruntung," tukasnya. Namun tentu saja, bukan hanya keberuntungan belaka yang membawa remaja ini terbang berjam-jam lamanya menuju Washington DC dan mendapatkan segudang ilmu dari master fotografi, gratis pula. Tyo, demikian ia akrab disapa, kini masih menjalani studinya di jurusan jurnalistik Universitas Islam Negeri Jakarta dan duduk di semester 7.
Satu hal yang bakal mengubah masa depan fotografer muda ini belum lama terjadi, yakni menjadi juara pertama kompetisi foto berskala internasional. Perjalanan ke negara Paman Sam, adalah salah satu ganjaran atas kemenangannya di ajang EOS Young Photographer Awards.
Ajang ini dimotori oleh National Geographic Channel dan Canon yang terbuka bagi fotografer-fotografer muda dari Asia. Ia mengirimkan foto yang diambil pada sebuah karnaval di Taman Ismail Marzuki (TIM). Belakangan ia mengaku, kamera yang ia pakai kala itu, adalah kamera pinjaman. "Saya memakai kamera minjem dari temen karena saat itu kamera saya rusak dan saya butuh yang bisa merekam video," tuturnya.
Berbekal kamera Canon EOS 550D dan lensa kit 18-55mm, ia dengan lihai merekam frame demi frame acara mode dari Jember yang tengah menyambangi ibu kota itu. Ia sendiri dalam keseharian memakai kamera EOS 40D.
(My Full Colour Smile/Hanggi Tyo)
Hanggi Tyo mengaku, merekam acara tersebut bukan untuk ikut lomba. Malahan, ia belum tahu bahwa ada kompetisi tersebut. "Belum tahu ada lomba foto itu, tapi saya memang suka nyetok foto dulu, jadi kalau ada lomba bisa menyesuaikan tema," akunya.
Kenapa foto tersebut yang dipilih? Alasannya ternyata agak mengejutkan. Remaja yang juga pernah menjuarai lomba foto dari Kementerian Pendidikan itu menceritakan bahwa hasil video maupun foto-foto bidikan dari karnaval fashion itu, lenyap karena masalah teknis. Hanya satu foto yang tersisa, dikarenakan foto itu pernah ia salin ke temannya.
Mau tak mau, foto itulah yang ia kirim. Foto yang dimaksud menampilkan seorang remaja bernama Aulia dengan kostum warna-warninya yang menyegarkan mata. Tyo merasa, karyanya itu sesuai untuk berkompetisi dalam tema "Celebration of Colour". Harapan Tyo tidak meleset.
Fotonya berhasil memikat dewan juri dan menyingkirkan sebanyak 27.000 peserta lainnya. Menurut dewan juri, foto berjudul My Full Colour Smile itu memiliki komposisi dan pencahayaan yang pas.
"Sang fotografer sukses mengubah foto biasa yang menampilkan orang dalam kostum menawan, menjadi bidikan yang memenangkan penghargaan," demikian komentar lain dari juri.
Sosok yang mengidolakan Oscar Matuloh dan Steve McCurry inipun diterbangkan ke Washington DC untuk mengikuti National Geographic Photography Workshop pada bulan Oktober lalu.
Selama 5 hari, laki-laki kelahiran 1992 itu berburu ilmu langsung dari Dan Westergern yang tak lain adalah Senior Photo Editor untuk National Geographic Traveler.
Sosok yang juga dipercaya menjadi ketua Bentara Muda Budaya ini juga merasakan pengalaman hunting foto di sudut-sudut cantik kota Washington DC yang nantinya akan dinilai oleh Dan. Tak luput, ia berkesempatan menilik Museum National Geographic, selain juga mendapatkan kamera anyar seri EOS 60D.
Seperti disinggung di atas, keberuntungan bukan hal satu-satunya untuk memetik prestasi atau menguasai bidang fotografi. "Yang pertama suka dulu tentang fotografi, kemudian belajar dasarnya dulu aja. Jangan banyak suka macam-macam foto tapi nggak tahu dasarnya," pungkas pria yang kini masih setia mendalami foto jurnalistik tersebut.
0 comments:
Post a Comment