Home » » Rafi Ridwan, Bocah Tuna Rungu Berprofesi Desainer, Terobsesi Rancang Busana Michelle Obama

Rafi Ridwan, Bocah Tuna Rungu Berprofesi Desainer, Terobsesi Rancang Busana Michelle Obama

Written By Admin on Monday 19 May 2014 | 22:29


Keterbatasan fisik tak menghalangi Rafi Ridwan, bocah penyandang difabel tuna rungu, mengejar impiannya menjadi seorang desainer busana.

Minggu (18/5/2014) petang, untuk pertama kalinya, Rafi memamerkan koleksi busana wanita rancangannya di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) dalam sebuah peragaan tunggal bertajuk "Sirena del Sur" atau "Puteri Duyung dari Selatan".

Bermain dengan ragam kain tradisional, seperti ikat Bima dan tenun Troso, Rafi mencoba mengekspresikan kecintaannya pada mode melalui desain busana yang manis dan feminin dalam permainan aksen ruffle.

Panggung JFFF bukanlah panggung mode pertama bagi bocah kelahiran Jakarta, 20 Juli 2002 ini. Sebelumnya, Rafi sudah pernah memamerkan karyanya di panggung Jakarta Fashion Week 2012.

Namun JFFF ini terasa spesial bagi Rafi. Selain karena perdana, Rafi juga menyimpan memori manis tersendiri tentang JFFF.

"Di sinilah, Rafi pertama kali menonton peragaan busana. Di sini, ia diperkenalkan kepada dunia mode," ujar Shinta Ayu, Ibunda Rafi saat jumpa pers sebelum peragaan.

Kecintaannya pada dunia desain dimulai dari kegemarannya menggambar. Hobi menggambarnya itu sudah terlihat ketika Rafi berusia 3 tahun.

Melihat anaknya gemar menggambar, Shinta berusaha mencarikan Rafi guru menggambar. Bukannya guru, malah penolakan yang sering didapatnya.

"Banyak guru yang menolak. Mereka pikir sia-sia mengajar Rafi karena keterbatasan fisiknya. Jujur sedih sekali saat itu," ujar Shinta.

Seiring waktu berjalan, Rafi mulai menunjukkan ketertarikannya pada desain mode dengan semakin seringnya ia menggambar busana. Tak ada rasa khawatir yang muncul di benak Shinta mengetahui anaknya ini tertarik pada bidang yang diidentikan sebagai dunia perempuan. Ia justru mendukung penuh pilihan anaknya.

"Tidak arif rasanya bagi saya mengotakkan lagi dunia Rafi yang sudah terkotakkan dalam kesunyian," katanya.

Kegigihan Shinta mendukung anaknya terbayarkan oleh berbagai prestasi yang diraih Rafi.

Adalah desainer kondang Barli Asmara yang mendorong Rafi untuk menseriusi hobinya. Barli bahkan sempat mengajak Rafi berkolaborasi untuk membuat sebuah karya yang ditampilkan dalam peragaan tunggal. Sejak itu nama Rafi mulai dikenal khalayak dalam negeri.

Tidak lama, nama Rafi menjadi pemberitaan media internasional hingga akhirnya sampai di kuping mantan supermodel dunia, Tyra Banks. Secara khusus, Tyra meminta Rafi mendesain busana untuk dikenakan para kontestan America's Next Top Model Cycle 20, kontes bakat pencarian model besutannya.

"Bahkan Tyra Banks mengakui Rafi sebagai desainer termuda di dunia," cerita Shinta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu, yang hadir di JFFF khusus untuk Rafi, mengatakan Rafi adalah bukti bahwa kekretivitasan tidak memilik batas.

"Kami terus berusaha mendukung dengan memberikan capacity building kepada Rafi sebagai seorang desainer," jelas Mari.

Pengakuan Tyra, lalu kehadiran Mari, adalah macam kesukseskan yang banyak diimpikan banyak desainer lokal. Namun Rafi tidak mau terlena dengan pengakuan tersebut. Seperti anak kecil umunya, Rafi juga menyimpan impian besar.

"Aku ingin mendesain gaun untuk Michelle Obama, lalu menggelar peragaan busana di Milan, Paris, dan New York," ujar pengagum karya Barli dan Tex Saverio itu.

Shinta berharap kehadiran Rafi dapat menggugah perasaan banyak orang yang selama ini memandang sebelah mata kaum difabel.

"Bahwa kesempatan itu selalu ada bagi mereka yang mau berusaha," tuturnya.

0 comments:

Post a Comment