Home » » Tas Canggih, Bisa Kontrol Pengeluaran Berlebih

Tas Canggih, Bisa Kontrol Pengeluaran Berlebih

Written By Admin on Friday 31 January 2014 | 20:57


Mengontrol hasrat berbelanja, masalah laten bagi wanita. Namun dengan sebuah tas cerdas baru yang disebut iBag, pengeluaran berlebih pada shopaholic bisa teratasi.

Sebab, tas itu mampu mengunci otomatis pada jam-jam tertentu. Ia juga akan memberi peringatan keras pada pemakainya saat diajak memasuki toko favorit. Bagi iBag, toko favorit adalah “zona bahaya belanja”.

Bagaimana bisa begitu? Mengutip Daily Mail, tas cerdas itu dilengkapi sensor pintar yang bisa mendeteksi pengeluaran pemiliknya. Setiap pengeluaran itu dirasa berlebihan, ia otomatis mengunci.

Tas juga tak bisa dibuka pada jam-jam tertentu. Selain itu, notifikasi berupa pesan singkat juga akan dikirimkan setiap memasuki zona bahaya belanja. Sensornya pun akan berkedip-kedip. Tak berhenti sampai di situ, iBag juga menyediakan sensor yang bisa mendeteksi berapa kali dompet dikeluarkan dari dalam tas.

Aktivitas sekecil itu akan terekam. Kecanggihan iBag terinspirasi survei yang dilakukan situs Credit Card Finder. Dari penelitiannya ditemukan, satu dari empat pemegang kartu kredit biasanya tidak melunasi saldo penuh tiap bulan. Artinya, para pembeli impulsif sering kehilangan kontrol atas hasrat berbelanjanya.

Ironisnya, mereka tak sadar itu berdampak pada kondisi ekonomi pribadi. Mereka yang dikenal dengan sebutan shopaholic itu, dianggap perlu mengambil tindakan ekstrem untuk mengatasi permasalahannya. Salah satunya, dengan iBag.

“Ini dirancang untuk orang-orang yang tak bisa mengontrol pengeluaran,” ujar Michelle Hutchison dari perusahaan iBag. Diharapkan, itu mampu mengatasi masalah utang jangka pendek. Namun, Hutchison menyadari iBag bukan “obat serba bisa”.

Belum tentu itu menjadi solusi bagi semua orang. Untuk jangka panjang, katanya, mungkin itu tak bisa diterapkan. “Tas ini membantu mengingatkan untuk tidak mengeluarkan kartu kredit, tapi tak bisa menghentikan seseorang dari kebiasaan belanja berlebihan, tidak menganggarkan tabungan, juga tidak memberi jawaban bagaimana membayar utang,” ungkapnya.

0 comments:

Post a Comment