Home » » Hutan Indonesia Dalam Liputan Harrison Ford

Hutan Indonesia Dalam Liputan Harrison Ford

Written By Admin on Monday, 14 April 2014 | 21:29


Masih ingat saat aktor Harrison Ford datang ke Indonesia, bertemu Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan membuat si menteri kesal? Kedatangan Ford pada September 2013 lalu berhubungan dengan pengambilan gambar untuk salah satu episode serial dokumenter berjudul "Years of Living Dangerously".

Episode pertama serial dokumenter tersebut sudah keluar dan sudah bisa ditonton secara penuh. Ford bukan satu-satunya pembawa acara dalam serial tersebut. Ada aktor Don Cheadle yang melihat kekeringan parah di Texas dan kolumnis Thomas L Friedman yang melihat bagaimana perubahan iklim memperparah situasi politik antara Suriah, Yemen, dan Mesir.

Pembahasan soal Indonesia bisa Anda temukan pertama di menit ke 21:45, saat Harrison Ford datang di Pekanbaru, di tengah kabut asap pekat. "Saya datang di Indonesia, di tengah kabut terparah yang pernah saya lihat. Tapi ini bukanlah kabut, melainkan asap."

Api adalah cara termurah untuk membuka lahan hutan agar bisa ditanami kelapa sawit. Hutan yang sudah ratusan tahun menyimpan karbon, diganti dengan kelapa sawit yang hanya akan berdiri selama 25 tahun sebelum ditebang dan kemudian dibakar lagi. Karbon pun akan lepas ke udara.

Ia lalu pindah ke Kalimantan. Di Terentang, Kalimantan Tengah, Ford bertemu dengan Rezal Kusumaatmadja dan Dharsono Hartono yang mengajaknya melihat lahan gambut. Lahan gambut menyimpan rata-rata 45-90kg karbondioksida dalam 1 meter kubik gambut, lebih tinggi 10 kali lipat dari hutan biasa. Jika ada kebakaran hutan, gambutnya akan ikut terbakar, sehingga semua karbondioksida simpanan tersebut akan ikut lepas ke udara.

Ford mendapat penjelasan bahwa hutan yang ia kunjungi itu menyimpan satu miliar ton karbondioksida. Rezal Kusumaatmadja memberi perbandingan, jika Los Angeles, kota tempat Ford tinggal punya 5 juta mobil, maka hutan tersebut mencegah emisi dari 1/3 jumlah mobil yang ada di kota tersebut.

Emisi dari lahan gambut di hutan Indonesia saja sudah menyumbang 4% dari gas rumah kaca di dunia.

Ford menanyakan apa masalah terbesar dalam penyelamatan lahan gambut tersebut? Menurut Rezal dan Dharsono, pemerintah belum memberi izin pemberian hak pengelolaan lahan. "Surat-surat yang harus ditandatangani ada di mejanya selama setahun lebih," kata Rezal. "Kami tak pernah mendengar langsung dari Menteri Kehutanan, apa yang ia butuhkan dari kami, tapi kami dengar dari orang-orang lain, bahwa karena daerah hutan ini cukup luas, maka kami harus menyerahkan sesuatu."

"Saya ingin bertemu Menteri Kehutanan ini. Tapi ada banyak hal lain yang harus dilihat," kata Ford.

Tonton episode pertama serial dokumenter soal perubahan iklim "Years of Living Dangerously" yang, salah satunya, membahas soal penebangan hutan di Indonesia.


Di menit 34:40, serial tersebut kembali ke Indonesia. Ford membahas sejarah pengelolaan hutan di Indonesia dari zaman Orde Baru dan sistem HPH. Moratorium pemberian izin untuk pengelolaan hutan alam yang dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat dipuji Ford. Tapi, ia menegaskan, tebang dan bakar hutan terus saja terjadi. Bahkan malah lebih parah.

Episode serial tersebut kembali ke Indonesia, tepatnya Riau, pada menit 46:16. Naik helikopter, Harrison Ford melihat kondisi taman nasional Tesso Nilo. Dari penjelasan yang dia terima, Ford tahu bahwa dari hutan seluas 86 ribu hektar itu hanya 18 ribu hektarnya yang kondisinya prima. Sisanya, rusak, sudah dibuka lahannya, berubah jadi perkebunan kelapa sawit.

Kamera menangkap sorotan mata Harrison Ford melihat buruknya kondisi hutan di taman nasional itu. "Jika Menteri Kehutanan Indonesia tak mau melindungi taman nasional, harapan apa yang dimiliki oleh hutan-hutan lain di Indonesia? Ini benar-benar luar biasa. Saya tak sabar bertemu dengan Menteri Kehutanan. Tak sabar!" kata Ford dengan nada meninggi.

Namun sayangnya kita masih harus menunggu episode-episode selanjutnya dari Years of Living Dangerously tersebut untuk melihat pertemuan antara Ford dan Zulkifli Hasan. Dan bagaimana aksi Ford bisa membuat Zulkifli Hasan kesal.

0 comments:

Post a Comment