Home » » Misteri Evolusi Terkuak dari Ikan Aneh `Nenek Moyang` Manusia

Misteri Evolusi Terkuak dari Ikan Aneh `Nenek Moyang` Manusia

Written By Admin on Wednesday 15 January 2014 | 14:42


Chicago : Ada banyak versi tentang asal usul manusia. Dari kaca mata sains dan agama atau kepercayaan. Yang seringkali tak bersesuaian satu sama lain.

Salah satu versi yang pernah dipublikasikan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2010 lalu menyebut, manusia harus 'berterima kasih' pada nenek moyangnya -- ikan prasejarah -- yang membuka jalan evolusi manusia.

Dijelaskan, sekitar 360 juta tahun lalu, terjadi peristiwa kepunahan massal hingga memutar ulang kehidupan di Bumi. Peristiwa itu melontarkan vertebrata atau mahluk bertulang belakang, dari air ke tanah, termasuk ikan-ikan purba. Spesies yang beruntung selamat dari tahapan ini menjadi pioner menuju tahapan evolusi vertebrata modern.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan, ikan yang diduga jadi nenek moyang makhluk yang memiliki anggota tubuh, seperti manusia, diduga mengalami proses evolusi dengan pembentukan kaki belakang sebelum mereka pindah ke tanah. Leluhur ini mungkin bahkan telah mampu berjalan di bawah air.

Temuan ini menunjukkan, langkah kunci dalam evolusi kaki belakang terjadi pada ikan, sekaligus menentang teori sebelumnya yang menyebut anggota tubuh pelengkap tumbuh hanya saat mereka pindah ke tanah.
Para ilmuwan menyelidiki fosil ikan berusia 375 juta tahun yang dikenal sebagai Tiktaalik roseae yang ditemukan pada 2004 lalu di Ellesmere Island di utara Kanada.

Punya kepala datar yang lebar dan gigi tajam, Tiktaalik mirip campuran ikan dan buaya. Ia bisa tumbuh hingga sepanjang 2,7 meter.

Ikan Aneh
Tak ada keraguan bahwa Tiktaalik roseae adalah ikan. Ia memiliki insang, sisik, dan sirip. Namun, ia juga memiliki tampilan tetrapoda yang modern -- makhluk berkaki 4 seperti amfibi, reptil, burung, dan mamalia -- seperti leher yang bisa bergerak dan tulang rusuk kuat.

Ikan yang sudah lama punah itu juga memiliki bahu, siku, dan pergelangan tangan parsial yang memungkinkan ia bergerak di tanah. Membuatnya menjadi contoh hewan perantara terbaik dari hewan bersirip dan hewan beranggota badan. Menandai lompatan evolusioner dari air ke darat untuk vertebrata.

Analisis awal dari fosil lain yang berasal dari masa transisi air ke tanah, ditemukan bahwa anggota badan mereka bagian belakang lebih kecil dan lemah dibandingkan bagian depan. Hal tersebut membuat para ilmuwan berpendapat nenek moyang awal tetrapoda mungkin lebih bergantung pada kaki belakang mereka. Sementara, makhluk berkaki 4 dengan pinggul dan kaki belakang kuat mungkin berkembang setelah evolusi tetrapoda.

Sejauh ini, satu-satunya spesimen Tiktaalik yang diteliti para ilmuwan, baru mengungkap bagian depan ikan aneh tersebut. Blok batu berisi fosil hewan itu kali pertama diekskavasi pada 2004.

Para peneliti mengaku terkejut saat menemukan Tiktaalik memiliki tulang panggul yang kuat dan besar, mirip dengan tetrapoda awal.

"Saya awalnya mengira menemukan sirip belakang kecil dan panggul," kata penulis utama studi, Neil Shubin, ahli paleontologi di University of Chicago seperti dimuat LiveScience. "Namun, saya melihat panggul itu kembali, saya cukup terkejut."

Namun, Shubin memperingatkan bahwa Tiktaalik bukanlah nenek moyang dari semua vertebrata berkaki. Setidaknya ia merupakan kerabat terdekat yang dikenal. "Tapi bukan satu-satunya nenek moyang langsung," kata dia. "Seperti sepupu terdekat kita."

Dan masih belum jelas bagaimana anggota badan pelengkap bagian belakang milik vertebrata berkaki awal digunakan. "Apakah mereka digunakan untuk berjalan, berenang, atau keduanya?" tanya Shubin.
Para ilmuwan menjelaskan temuan mereka secara rinci dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences 13 Januari 2014.


0 comments:

Post a Comment